Dalam dunia pendidikan, apresiasi bukan hanya soal penghargaan atau piala yang dibagikan setelah lomba. Lebih dari itu, apresiasi adalah bentuk pengakuan atas usaha dan proses belajar yang dijalani setiap siswa. Tanpa budaya apresiasi yang kuat, pendidikan mudah terjebak pada rutinitas belajar, ujian, dan nilai, tanpa benar-benar menumbuhkan rasa bangga atas proses yang dijalani.
Apresiasi membentuk ekosistem yang sehat ketika siswa mendapat ruang untuk berkembang dan diakui atas usaha yang mereka lakukan. Salah satu contoh nyata datang dari peraih juara Olimpiade Sains Nasional (OSN), yaitu 4 siswa terbaik SDK Penabur, yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah.
Pencapaian tersebut bukan hanya kemenangan individu, tetapi juga bukti bahwa lingkungan yang mendukung, mulai dari sekolah hingga komunitas belajar, mampu menumbuhkan potensi siswa hingga ke level terbaiknya.
Ajang seperti OSN menjadi wujud konkret dari ekosistem apresiasi yang hidup. Di sana, siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dan mendapatkan pengakuan atas hasil kerja keras yang telah mereka jalani. Lebih dari sekadar kompetisi, olimpiade menjadi simbol bahwa setiap proses belajar, sekecil apapun kemajuannya, layak untuk dirayakan.
Namun, apresiasi tak akan bermakna tanpa dukungan yang menguatkan dari belakang. Di sinilah pentingnya support system yang bisa mendukung perkembangan siswa. Mulai dari orang tua yang memberi semangat, teman sebaya yang saling memotivasi, hingga sekolah yang menciptakan ruang eksplorasi tanpa tekanan.
Dukungan seperti inilah yang memastikan setiap bentuk apresiasi tidak berhenti di atas podium, melainkan menjadi bahan bakar bagi lahirnya generasi pelajar sejati.
Kunjungi kanal FYB detikcom dan temukan insight seputar dunia bisnis, inovasi, dan pengembangan profesional, dan berbagai cerita inspiratif lainnya.
FYB detikcom juga siap menjadi partner strategis untuk menghadirkan cerita bisnismu di tengah audiens yang tepat.
(Dita/srn)
