Micro-Influencer Lokal, Strategi UMKM untuk Jangkau Pasar Lebih Tepat dan Efisien


Jumat, 11 Jul 2025 20:05 WIB
Di tengah persaingan pasar yang makin padat, pelaku UMKM perlu strategi promosi yang lebih tajam, relevan, dan hemat biaya
Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
Jakarta -

Di tengah persaingan pasar yang makin padat, pelaku UMKM perlu strategi promosi yang lebih tajam, relevan, dan hemat biaya. Salah satu cara yang semakin banyak digunakan adalah kolaborasi dengan micro-influencer lokal. Strategi ini terbukti mampu menjangkau target pasar secara lebih tepat sasaran, meningkatkan kepercayaan konsumen, dan mendorong penjualan dengan biaya yang relatif terjangkau.

Micro-Influencer Lokal, Kecil Tapi Berdampak

Micro-influencer adalah individu dengan jumlah pengikut di kisaran 1.000 hingga 100.000, yang memiliki basis komunitas loyal dan interaksi yang tinggi. Dibanding selebgram besar, micro-influencer dinilai lebih autentik dan relatable. Ketika mereka merekomendasikan suatu produk, audiens akan memandangnya sebagai rekomendasi pribadi, bukan iklan berbayar.

Lebih jauh, kolaborasi dengan micro-influencer lokal memberi keuntungan tambahan: mereka memiliki koneksi kuat dengan komunitas tempat UMKM berada. Ini menjadi sangat krusial bagi usaha-usaha yang melayani konsumen di wilayah geografis tertentu. Alih-alih menjangkau pasar luas yang tidak relevan, UMKM bisa langsung menyasar audiens yang tinggal di sekitar lokasi usahanya.

Strategi Kolaborasi yang Efektif

Langkah awal adalah mengidentifikasi influencer yang benar-benar relevan dengan produk dan pasar UMKM. Perhatikan bukan hanya jumlah followers, tapi juga engagement rate, gaya komunikasi, kualitas konten, serta kesesuaian nilai antara influencer dengan brand.

Pendekatan yang digunakan juga perlu personal dan kolaboratif. Alih-alih mengirim pesan massal, pelaku UMKM bisa mengawali komunikasi dengan mengenalkan brand, menyatakan apresiasi terhadap konten influencer, lalu menawarkan produk untuk dicoba. Model kerja sama pun bisa fleksibel: mulai dari barter produk, paid content dengan fee kecil, hingga sistem affiliate dengan kode diskon unik.

Yang tak kalah penting, bangun hubungan jangka panjang. Influencer yang merasa dihargai dan dilibatkan secara aktif dalam perjalanan brand akan lebih semangat menciptakan konten yang autentik dan berdampak.

Hitung Fee dengan Bijak

Salah satu pertimbangan utama bagi UMKM adalah biaya. Sebagai acuan, tarif micro-influencer lokal berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp3 juta per unggahan, tergantung pada jumlah followers dan tingkat engagement.

Meski begitu, efektivitas tidak selalu ditentukan oleh tarif. Influencer dengan 5.000 pengikut tapi memiliki keterlibatan tinggi dan audiens yang relevan bisa lebih berharga daripada akun besar dengan jangkauan luas namun generik.

Untuk mengukur hasil kerja sama, UMKM bisa menggunakan tautan pelacak, kode promo khusus, atau evaluasi performa konten berdasarkan interaksi dan dampak penjualan.

Kuncinya? Relevansi dan Keterlibatan

Promosi melalui micro-influencer lokal bukan sekadar tren, tapi langkah cerdas bagi UMKM yang ingin menembus pasar secara efisien. Dengan pendekatan yang tepat, UMKM bisa mengubah promosi menjadi percakapan yang organik, memperkuat kepercayaan, dan membangun hubungan jangka panjang dengan komunitas.

Dalam era di mana konsumen semakin skeptis terhadap iklan konvensional, rekomendasi dari orang yang mereka percayai, apalagi dari lingkungan sekitar, menjadi lebih berpengaruh. Karena itu, kini saatnya UMKM melihat micro-influencer bukan sebagai pengeluaran, tapi sebagai investasi strategis untuk pertumbuhan bisnis.

Kunjungi kanal bisnis & ekonomi di FYB detikcom dan temukan panduan serta kisah sukses lainnya yang relevan untuk mengembangkan usahamu.

(zlw/zlw)