Di tengah tren digitalisasi bisnis, semakin banyak pelaku usaha dan karyawan yang mulai membangun sumber penghasilan tambahan melalui model bisnis online. Dua pilihan yang paling banyak diminati adalah dropship dan reseller. Keduanya menawarkan kemudahan dan potensi cuan, namun punya karakteristik yang berbeda dari sisi modal, risiko, dan keuntungan.
Lantas, mana model bisnis yang paling menguntungkan untuk dijalankan di tahun 2025?
Perbedaan Dasar Dropship dan Reseller
Secara sederhana, model dropship memungkinkan pelaku usaha menjual produk tanpa harus menyetok barang. Penjual hanya meneruskan pesanan ke pihak supplier, yang kemudian mengirimkan barang langsung ke konsumen.
Sementara itu, reseller membeli dan menyimpan stok barang terlebih dahulu untuk kemudian dijual kembali. Model ini memungkinkan kontrol penuh atas kualitas, harga jual, dan strategi distribusi.
Modal awal, model dropship memiliki keunggulan karena tidak membutuhkan stok barang. Artinya, siapa pun bisa memulai bisnis ini tanpa harus mengeluarkan dana besar di awal. Cukup dengan koneksi internet dan keterampilan pemasaran digital, bisnis sudah bisa dijalankan.
Sebaliknya, reseller membutuhkan modal yang lebih besar karena harus membeli stok barang terlebih dahulu sebelum dijual kembali. Ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi mereka yang ingin memulai usaha dengan dana terbatas.
Risiko, dropship menawarkan risiko yang lebih minim karena pelaku usaha tidak perlu menyimpan produk fisik. Namun, model ini sangat bergantung pada kualitas dan keandalan supplier. Keterlambatan pengiriman atau kesalahan produk dari pihak supplier bisa berdampak langsung pada reputasi toko.
Di sisi lain, menjadi reseller memang menghadirkan risiko stok tidak laku atau produk kedaluwarsa, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Tapi keuntungan menjadi reseller adalah kontrol penuh atas kualitas produk dan layanan pelanggan, termasuk pengemasan hingga pengiriman.
Keuntungan, dropship cenderung menawarkan margin yang lebih kecil. Karena tidak ada kendali langsung atas produk, harga jual pun biasanya harus bersaing ketat. Namun, jika volume penjualan tinggi, keuntungan bisa tetap signifikan.
Sementara itu, reseller bisa memperoleh margin lebih besar karena memiliki keleluasaan dalam menentukan harga jual. Kendali penuh atas stok dan strategi promosi juga memungkinkan pelaku usaha untuk mengatur profit sesuai target.
Kendali produk, pelaku dropship tidak menangani barang secara langsung, sehingga tidak bisa menjamin kualitas atau tampilan akhir produk. Ini membuat mereka harus sangat selektif dalam memilih supplier.
Sebaliknya, reseller bisa mengatur sendiri bagaimana produk dikemas, diberi label, hingga cara pengirimannya ke pelanggan. Hal ini memberikan nilai tambah dalam membangun citra brand dan menjaga kepuasan konsumen.
Cara Memulai Bisnis Dropship
- Tentukan niche produk sesuai minat atau tren pasar.
- Cari supplier terpercaya, pastikan mereka memiliki rekam jejak pengiriman yang baik.
- Buat toko digital, bisa melalui marketplace, media sosial, atau website sederhana.
- Fokus pada pemasaran, karena kekuatan dropship ada di konten, komunikasi, dan konversi.
Dropship cocok bagi individu yang baru memulai usaha atau ingin menjajal pasar dengan modal sangat minim.
Cara Memulai Bisnis Reseller
- Pilih produk dengan repeat order tinggi, seperti skincare, makanan, atau produk gaya hidup.
- Hubungi produsen atau distributor resmi untuk mendapatkan harga grosir.
- Siapkan stok awal dan ruang penyimpanan yang aman.
- Bangun toko dan brand sendiri, serta manfaatkan kanal promosi digital di sosial media.
Reseller cocok untuk pelaku usaha yang ingin membangun bisnis jangka panjang dengan kendali penuh atas produk.
Tips Menghindari Risiko di Awal Usaha
- Uji pasar terlebih dahulu dengan jumlah kecil, baik dropship maupun reseller.
- Gunakan tools gratis untuk riset produk dan aplikasi desain gratis dan mudah diakses untuk desain promosi.
- Pastikan komunikasi dengan pelanggan berjalan baik, termasuk dalam menangani keluhan dan pengembalian barang.
Model dropship unggul dalam hal efisiensi modal dan cocok untuk uji coba ide bisnis. Namun, jika kamu siap dengan modal lebih dan ingin membangun merek sendiri, reseller memberikan margin keuntungan lebih besar dan kendali penuh atas operasional.
Keduanya bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan, kuncinya adalah konsistensi dan strategi pemasaran yang tepat.
Baik dropship maupun reseller, keduanya memiliki peluang besar untuk dikembangkan di tahun 2025. Pemilihan model bisnis yang tepat sangat bergantung pada kesiapan modal, tujuan usaha, serta strategi pemasaran yang digunakan.
Bagi kamu yang ingin mulai usaha dari nol tanpa risiko besar, dropship bisa menjadi pilihan awal yang efisien. Sementara itu, jika kamu ingin membangun brand sendiri dan siap mengelola stok, menjadi reseller akan memberikan keleluasaan lebih besar dalam menentukan arah bisnis.
Ingin tahu lebih banyak insight dan strategi bisnis digital yang relevan untuk UMKM dan pelaku usaha pemula? Kunjungi FYB.detik.com dan temukan berbagai artikel praktis, studi kasus, hingga peluang kolaborasi.
Dengan FYB detikcom kamu juga bisa menjangkau audiens bisnis dan konsumen potensial secara digital, kamu juga bisa memasang iklan dan promosi produk digital melalui kanal FYB detikcom!
(zlw/zlw)