Transformasi digital di Indonesia telah bergerak dari fase adopsi menuju akselerasi. Diperkirakan pada tahun 2025, nilai ekonomi digital nasional akan melampaui US$150 miliar, didorong oleh pesatnya pertumbuhan transaksi digital, perluasan konektivitas internet, serta adopsi teknologi oleh pelaku usaha lintas sektor.
Namun, pertumbuhan ini tidak merata di semua lini. Beberapa sektor mengalami lonjakan signifikan karena permintaan yang meningkat dan kebutuhan akan efisiensi, sementara yang lain masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur, literasi, dan regulasi.
Pertanyaannya kini bukan hanya sektor mana yang akan mendominasi, tetapi juga bagaimana masyarakat luas dari pelaku UMKM, tenaga kerja informal, hingga generasi muda, dapat mengambil bagian dan memperoleh manfaat nyata dari transformasi ini.
Berikut sektor-sektor ekonomi digital yang diprediksi paling prospektif pada 2025 serta langkah konkret yang bisa diambil masyarakat untuk ikut serta dalam ekosistem digital yang kian berkembang.
1. Fintech (Financial Technology)
Peluang:
- Lebih dari 60 juta masyarakat Indonesia masih unbanked.
- Transaksi digital banking dan e-wallet meningkat pesat, didorong oleh QRIS dan BI-Fast.
Cara masyarakat bisa terlibat:
- Gunakan dompet digital untuk transaksi harian dan pengelolaan keuangan.
- Manfaatkan pinjaman mikro atau paylater dari platform resmi untuk pengembangan usaha.
- Pelajari literasi keuangan melalui program online gratis (SBI, OJK, Prakerja).
2. Edutech (Education Technology)
Peluang:
- Tumbuhnya kebutuhan upskilling tenaga kerja karena disrupsi teknologi.
- Banyak perusahaan kini mencari talenta yang bisa belajar mandiri dan memiliki sertifikasi digital.
Cara masyarakat bisa terlibat:
- Ikuti kursus daring dengan sertifikat (detikocurse, RevoU, Coursera, Google Career).
- Buat portofolio digital dan profil LinkedIn untuk memperluas peluang kerja.
- Gunakan pelatihan Prakerja untuk pelatihan teknis, manajerial, atau soft skill.
3. Agritech (Agricultural Technology)
Peluang:
- Sektor pertanian menyerap 30% tenaga kerja nasional, namun digitalisasi masih rendah.
- Teknologi dapat membantu efisiensi, prediksi panen, dan distribusi hasil tani.
Cara masyarakat bisa terlibat:
- Gunakan aplikasi agritech.
- Pelajari cara menggunakan sensor kelembaban, cuaca, dan drone pertanian sederhana.
- Bergabung dalam koperasi tani berbasis digital untuk akses pembiayaan dan pasar.
4. Healthtech (Healthcare Technology)
Peluang:
- Masyarakat semakin terbiasa dengan layanan konsultasi medis daring pasca-pandemi.
- Pengembangan rekam medis digital dan apotek online terus tumbuh.
Cara masyarakat bisa terlibat:
- Gunakan aplikasi telemedicine untuk akses layanan kesehatan dasar.
- Tenaga medis dapat mengikuti pelatihan digitalisasi sistem kesehatan.
- Buka peluang usaha di bidang distribusi alat kesehatan berbasis teknologi.
5. E-commerce dan Social Commerce
Peluang:
- GMV e-commerce Indonesia diprediksi capai USD 100 miliar+ di 2025.
- Perilaku konsumen bergeser ke transaksi daring, termasuk melalui media sosial.
Cara masyarakat bisa terlibat:
- Jual produk dan melakukan promosi melalui marketplace dan media sosial.
- Manfaatkan fitur seperti live selling dan promosi digital.
- Ikuti pelatihan digital marketing sederhana untuk memperluas jangkauan pasar.
Tahun 2025 bukan sekadar target angka, tetapi titik krusial dalam transisi ekonomi Indonesia menuju digital-first. Sektor-sektor yang disebutkan di atas bukan hanya akan tumbuh pesat, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, memperluas pasar, dan mempercepat pemerataan ekonomi jika dikelola secara inklusif.
Dengan kesiapan mental, kemauan belajar, dan dukungan infrastruktur yang terus berkembang, masyarakat Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari gelombang pertumbuhan digital yang berkelanjutan.
Ingin tahu lebih banyak insight bisnis, peluang usaha, dan tren digital terkini? Kunjungi kanal FYB detikcom sekarang dan temukan inspirasi untuk mengembangkan bisnismu di era digital!
(zlw/zlw)