Demonstrasi yang dimulai pada 25 Agustus 2025 awalnya dipicu oleh kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR hingga Rp50 juta per bulan, di tengah pemotongan anggaran sektor kesehatan dan pendidikan. Aksi ini cepat meluas menjadi tuntutan lebih luas, termasuk reformasi upah buruh, penghapusan outsourcing, dan transparansi anggaran pemerintah.
Sayangnya, protes berujung ricuh pada 28-30 Agustus, dengan korban jiwa seperti pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang tewas ditabrak kendaraan polisi, serta kerusuhan yang menelan minimal lima nyawa dan ratusan luka.
Dampak ekonomi dari kerusuhan ini signifikan dan mendesak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 2,3% pada akhir Agustus, sementara rupiah melemah ke level Rp16.495 per dolar AS.
Secara mikro, UMKM mengalami pukulan berat, pedagang kaki lima dan toko kecil di pusat kota kehilangan pelanggan karena jalanan macet dan bisnis tutup dini, dengan estimasi kerugian harian mencapai miliaran rupiah di berbagai daerah.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta memperingatkan risiko perusahaan tutup sementara, PHK massal, dan penurunan stabilitas usaha jika demo berlanjut. Pengamat ekonomi menilai, jika tidak segera diatasi, ini bisa memicu inflasi naik 7-10% akibat gangguan rantai pasok dan lumpuhnya aktivitas ekonomi di pusat kota.
Situasi ini mengingatkan pada demo 1998, meski skalanya lebih kecil, di mana kerusuhan menyebabkan kerugian ekonomi puluhan triliun rupiah. Saat ini, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan melambat ke 4,8% pada 2025-2027 menurut World Bank, urgensi menyelamatkan UMKM yang menyumbang 60% PDB dan 97% tenaga kerja menjadi semakin krusial.
Di tengah kekacauan, gerakan sipil organik muncul melalui platform media sosial sebagai bentuk resiliensi masyarakat. #WargaBantuWarga menekankan solidaritas ekonomi, seperti ajakan membeli produk UMKM lokal untuk menjaga roda ekonomi tetap berputar, terutama bagi usaha kecil yang terdampak demo.
Sementara #SipilJagaSipil lebih fokus pada aspek keamanan, himbauan agar warga saling melindungi, memberikan informasi lokasi aman, dan menghindari provokasi yang bisa memperburuk situasi.
Gerakan ini terinspirasi dari semangat gotong royong, dengan postingan yang viral sejak akhir Agustus. Contohnya, warga diajak "jangan lupa jajan" dari UMKM sekitar, berbagi melalui online food delivery, atau donasi untuk pedagang yang kehilangan omzet. Peran media sosial menjadi kunci, di mana awareness disebarkan untuk mendukung UMKM tanpa harus turun ke jalan, sehingga mengurangi risiko kerusuhan lebih lanjut.
Himbauan Praktis untuk Dukung UMKM
Gerakan ini menyertakan langkah-langkah actionable yang relevan bagi pelaku bisnis dan masyarakat:
- Beli lokal dan online, dorong pembelian dari UMKM terdampak, seperti makanan/minuman atau jasa ojek online, untuk kompensasi penurunan omzet hingga 50-70%.
- Donasi dan kolaborasi, sumbangan langsung atau giveaway saldo untuk UMKM, serta sinergi dengan program pemerintah seperti penguatan komunitas ekonomi rakyat.
- Sebar informasi aman, gunakan #SipilJagaSipil untuk bagikan lokasi usaha aman dan hindari area rawan, mencegah kerugian lebih besar dari penjarahan
- Demo online, tetap suarakan tuntutan melalui sosmed tanpa mengganggu aktivitas ekonomi, seperti retweet promo UMKM.
Dampak Positif dan Tantangan ke Depan
Gerakan ini telah menunjukkan dampak positif jangka pendek, seperti peningkatan transaksi online untuk UMKM di tengah jalanan yang lumpuh. Secara makro, ini membantu mitigasi kerugian ekonomi nasional, di mana UMKM informal (59% tenaga kerja) menjadi tulang punggung ketahanan. Namun, tanpa dukungan struktural dari pemerintah seperti stimulus fiskal atau audit korupsi efeknya bisa sementara.
Presiden Prabowo Subianto telah merespons dengan konsesi pemangkasan tunjangan DPR dan dialog nasional, tapi urgensi tetap ada: jika demo berlanjut, kerugian UMKM bisa merembet ke PHK massal dan defisit anggaran lebih dari Rp200 triliun.
Gerakan #WargaBantuWarga dan #SipilJagaSipil membuktikan bahwa solidaritas sipil bisa menjadi penyangga ekonomi di masa krisis. Bagi pelaku bisnis, ini saatnya bergabung, dukung UMKM lokal untuk jaga stabilitas bersama. Pantau perkembangan terkini di FYB Detikcom untuk update bisnis terkait.
(Sheren/zlw)