Tips & Trik Marketing Fashion untuk Gaet Generasi Muda


Selasa, 28 Oct 2025 21:38 WIB
Memahami cara berpikir generasi muda, terutama Gen Z, jadi langkah penting agar bisnis fashion tetap relevan di tengah perubahan tren yang begitu cepat.
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Generasi muda saat ini bukan sekadar konsumen, generasi yang menjadi trendsetter yang menentukan arah industri fashion. Dari gaya streetwear hingga outfit minimalis, semua jadi cara untuk menunjukkan kepribadian dan nilai hidup.

Bagi pelaku bisnis fashion, memahami cara berpikir generasi muda, terutama Gen Z, jadi langkah penting agar brand tetap relevan di tengah perubahan tren yang begitu cepat.


1. Bangun Brand dengan Nilai yang Jelas

Gen Z tumbuh di era digital, di mana informasi mengalir cepat dan keaslian adalah segalanya. Fashion bukan cuma soal penampilan, tapi juga pernyataan, siapa mereka dan apa yang mereka dukung.

Karena itu, value-based branding jadi pondasi utama. Brand fashion yang memiliki sikap tegas terhadap isu seperti keberlanjutan, inklusivitas, atau dukungan pada produk lokal akan lebih mudah mendapat tempat di hati Gen Z.

Contohnya, kampanye yang menunjukkan kepedulian lingkungan atau kolaborasi dengan kreator muda lokal bisa menciptakan ikatan emosional yang kuat.


2. Maksimalkan Digital Experience yang Autentik

Gen Z hidup di dunia yang sosial, tempat inspirasi gaya banyak muncul dari media sosial. Mereka lebih suka konten yang ringan, autentik, dan relatable dibanding iklan yang terlalu "menjual".

Strateginya? Coba adakan Outfit Challenge di TikTok atau Instagram, atau ajak micro-influencer yang punya gaya unik dan engagement kuat. Semakin terasa alami, semakin besar peluang audiens ikut terlibat.

Selain itu, buat konten interaktif seperti kuis "Cari Gaya Sesuai Kepribadianmu" di media sosial atau website brand. Selain fun, pendekatan ini bikin mereka merasa brand benar-benar memahami kebutuhan mereka.


3. Personalisasi Jadi Pembeda

Gen Z suka tampil beda. Berikan ruang untuk berekspresi lewat produk yang bisa di kostum, entah warna, patch, bordir, atau desain eksklusif.

Pengalaman belanja yang terasa personal sehingga akan terasa jadi bagian dari proses kreatif, bukan sekadar pembeli.


4. Bangun Komunitas, Bukan Sekadar Customer

Di era digital, loyalitas tak lagi hanya soal produk bagus. Gen Z mencari sense of belonging.

Ciptakan komunitas berbasis gaya hidup, bisa lewat pop-up store, stylist meet-up, atau online forum yang jadi wadah berbagi inspirasi fashion. Tambahkan benefit eksklusif seperti early access atau member-only drop agar mereka merasa dihargai.


Kuncinya yaitu Autentik, Dinamis, dan Relevan

Gen Z menghargai brand yang berani tampil beda dan punya keaslian sikap. Dengan memahami gaya hidup dan cara mereka berinteraksi dengan fashion, Anda bisa menciptakan strategi yang bukan hanya menjual produk, tapi membangun koneksi emosional jangka panjang.

Fashion di era Gen Z bukan sekadar tren, tapi pernyataan identitas. Dan bagi brand yang ingin bertahan, inilah saatnya ikut jadi bagian dari gaya hidup mereka.

Dapatkan informasi menarik seputar tips marketing untuk gaet generasi Z di FYB detikcom!

(Dita/srn)