Di balik sorotan lampu ruang operasi dan deretan tenaga kesehatan yang bekerja menyelamatkan nyawa pasien, ada sosok-sosok yang jarang terlihat namun memegang peran krusial dalam keselamatan pasien. Mereka bekerja senyap, teliti, dan penuh tanggung jawab.
Mereka adalah tenaga Central Sterile Supply Department (CSSD) atau dikenal juga sebagai Teknisi Sterilisasi Sentral, para Pahlawan Sterilisasi.
Setiap kali dokter melakukan tindakan medis, dari operasi besar hingga prosedur sederhana, semua alat yang digunakan harus dalam kondisi steril, aman, dan bermutu.
Namun, jarang yang tahu, di balik itu ada proses panjang yang dilakukan dengan penuh ketelitian oleh tim sterilisasi.
Mulai dari pencucian, dekontaminasi, inspeksi, pengemasan, hingga sterilisasi dan distribusi, semua dilakukan di ruang tertutup dengan standar tinggi.
Disinilah peran Sterilisasi Sentral menjadi benteng terakhir dalam melindungi pasien dari ancaman infeksi.
Benteng Terdepan Melawan Infeksi Rumah Sakit
 Foto Dok: Istimewa |
Infeksi nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) masih menjadi momok di berbagai rumah sakit. Berdasarkan Permenkes PPI Nomor 27 Tahun 2017, pengendalian infeksi menjadi prioritas utama demi menjaga keselamatan pasien.
Salah satu pilar utamanya adalah memastikan semua instrumen medis benar-benar steril sebelum digunakan.
Peran penting ini juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024, turunan dari UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yang menempatkan Sterilisasi Sentral sebagai pusat kendali mutu sterilisasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, tanpa mereka, sistem keselamatan pasien tak akan berjalan sempurna. Mereka bukan sekadar teknisi, mereka adalah penjaga tak terlihat dari setiap nyawa yang sedang berjuang di meja operasi.
Kolaborasi untuk Keselamatan
 Foto Dok: Istimewa |
Dalam menjalankan tugas, tim Sterilisasi Sentral tidak bekerja sendiri. Mereka bersinergi erat dengan Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) serta Komite Mutu Rumah Sakit.
Kolaborasi inilah yang memastikan setiap instrumen yang keluar dari unit sterilisasi sudah melewati pengawasan ketat.
Di tengah tantangan operasional dan keterbatasan sumber daya, para teknisi CSSD tetap bekerja dengan profesionalisme tinggi. Bagi mereka, menjaga sterilitas bukan hanya soal prosedur, tapi sebuah komitmen moral untuk keselamatan pasien.
Rumah Besar Para Pahlawan Sterilisasi
Untuk memperkuat peran dan kompetensi tenaga sterilisasi di Indonesia, hadir Perkumpulan Praktisi Sentral Sterilisasi Indonesia (PPSSI). Organisasi ini menjadi wadah para tenaga CSSD dari seluruh Indonesia untuk belajar, berbagi pengalaman, dan bertumbuh bersama.
PPSSI aktif membangun jejaring, menyusun standar, dan mengadakan berbagai kegiatan ilmiah. Salah satu yang paling dinanti adalah Pekan Ilmiah Tahunan (PIT PPSSI) yang diselenggarakan setiap tahun bertepatan dengan Pekan Sterilisasi Internasional pada minggu kedua Oktober.
PIT PPSSI 2025: Momentum Besar dari Jakarta
Tahun 2025 akan menjadi tahun istimewa. DKI Jakarta dipercaya menjadi tuan rumah PIT PPSSI ke-3 pada 17-19 Oktober 2025, dengan tema:
"Transformasi Digital & Keunggulan Berkelanjutan pada Pengelolaan Instrumen Bedah - Mendukung Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Layanan Sterilisasi Sentral."
Lebih dari 250 tenaga sterilisasi dari seluruh Indonesia dan Asia akan hadir membawa semangat perubahan. Mereka akan berdiskusi, belajar teknologi baru, dan berbagi inovasi untuk memperkuat mutu layanan sterilisasi di Indonesia.
Acara ini bukan sekadar forum ilmiah, tetapi panggung penghargaan bagi para Pahlawan Sterilisasi, mereka yang setiap hari menjaga agar setiap tindakan medis berlangsung aman dan bebas risiko infeksi.
Garda Terpercaya di Balik Layar Kesehatan
Teknisi Sterilisasi Sentral mungkin tidak terlihat di ruang publik rumah sakit. Namun tanpa mereka, tidak ada alat yang aman digunakan, tidak ada jaminan sterilitas, dan tidak ada kepercayaan penuh dalam setiap tindakan medis.
Mereka mungkin tidak berada di garda depan, tetapi merekalah Garda Terpercaya di balik keberhasilan setiap operasi. Dengan ketulusan, konsistensi, dan kompetensi, mereka menjaga keselamatan pasien tanpa pamrih.
Mereka layak disebut bukan hanya tenaga Kesehatan, tapi Pahlawan Sterilisasi Indonesia.
