Emisi karbon kendaraan, penebangan pohon, pembakaran hutan, peningkatan gas rumah kaca, dan pembakaran sampah menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia dan menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% berdasarkan kemampuan sendiri serta 43,20% dari dukungan internasional di tahun 2030.
![]() |
Tak hanya pemerintah, isu lingkungan hidup seperti pemanasan global juga menjadi perhatian khusus bagi BPK PENABUR Jakarta. Menjadi salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, tentu memiliki peran penting mengajak generasi muda sadar dan bergerak mengatasi permasalahan lingkungan.
Salah satu caranya dengan menerapkan program STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) terkhususnya bagi peserta didik jenjang SMP. Para generasi Z ini diajak untuk membuat proyek bertemakan "Sustainable Public Space" pada Tahun Pelajaran 2024/2025 dan "Zero Hunger" di Tahun Pelajaran 2025/2026.
![]() |
Lebih dari itu, program "Spirit of Adventure" yang sudah diadakan secara berkelanjutan sejak 2019, juga mengajak peserta didik jenjang SMP yang ikut berpartisipasi untuk mengenal, menghargai, dan mencintai alam ciptaan Tuhan.
Berpetualang dari Jakarta menuju Malang hingga Sanja Desa yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Pasuruan, Jawa Timur, kali ini sebanyak 1.082 peserta dari 17 SMP di bawah naungan BPK PENABUR Jakarta berangkat pada 19-29 September 2025 menggunakan kereta api.
"Kegiatan ini bukan sekedar rekreasi biasa, tetapi mengajak peserta didik menghargai dan menjaga alam ciptaan Tuhan, sambil live in - tinggal di rumah warga serta mengikuti aktivitas mereka sehari-hari." ujar Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta.
Kegiatan "Spirit of Adventure" 2025 dihadiri oleh Aju Mustika Dewi, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dan Erry
Maulana Wicaksono, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi anak-anak. Sejak usia belia mereka sudah diperkenalkan bagaimana cara melestarikan lingkungan hidup dengan lebih baik, yang berguna bagi kehidupan di masa kini dan di masa depan. Lewat generasi penerus bangsa inilah kita berharap lingkungan hidup kita jauh lebih asri dan lebih baik." tutur Aju.
Aju turut menyampaikan bahwa bumi yang dipijak ini adalah tempat kita hidup dan berkegiatan, sehingga penting untuk menjaga bersama-sama agar tidak terkontaminasi polusi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan maupun dalam kita berpikir.
Pengalaman Berharga Untuk Melakukan Langkah Nyata Menjaga Lingkungan
Mengusung tema 'Menemukan Kembali Jawa Timur', para peserta "Spirit of Adventure" 2025 diajak tinggal bersama warga lokal dan mengenal kebudayaan, makanan tradisional, serta mengikuti aktivitas keseharian masyarakat, mulai dari memanen hasil bumi seperti kentang, ketumbar, rosmeri, dan cabai khas Bromo hingga memperkenalkan pohon penyerap karbon, yang menjadi salah satu cara mengatasi pemanasan global.
"Ini sebuah perjalanan seru dan banyak pengalaman yang didapatkan. Mulai dari belajar tentang pohon di desa hingga mengendarai jeep ke Penanjakan Bromo." ujar Rheal Boniczy Mesah, peserta didik SMPK 2 PENABUR yang mengikuti "Spirit of Adventure".
"Belajar dari warga desa, saya jadi mengetahui keberadaan pohon itu penting sekali karena bisa menyerap karbondioksida dan memberi oksigen bagi makhluk hidup termasuk kita manusia." lanjut Rheal menjelaskan.
Kariadi, Ketua Pengelola Wisata Sanja Desa Tosari sekaligus Ketua Komunitas yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan hidup wilayah Tengger, menuturkan bahwa pohon itu sangat bermanfaat bagi manusia karena mampu menghasilkan oksigen.
"Penting untuk menjaga pohon, lewat karbon dioksida yang dihasilkan dari nafas kita akan terserap oleh pohon, dan pohon akan mengubahnya menjadi oksigen yang dapat kita hirup hari ini. Jadi, kalau pohon tidak kita pelihara atau dirusak atau tidak ditanam, maka kita sudah merusak kesehatan diri kita sendiri." ujar Kariadi.
Kariadi turut menyampaikan bahwa menanam pohon adalah salah satu upaya menangani isu pemanasan global.
"Adanya perubahan iklim akibat pemanasan global yang tidak disertai dengan pelestarian alam atau reboisasi pohon, yaitu penanaman, perawatan, pemeliharaan, dan pengawetan kembali, maka bumi akan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan." tutur Kariadi.
Usai mempelajari pentingnya reboisasi, Rheal berkomitmen untuk menanam pohon di rumah.
"Saya akan menjaga lingkungan hidup mulai dari hal termudah yang bisa dilakukan. Kebetulan saya punya taman di rumah, jadi saya akan mulai menanam pohon." tutur Rheal berkomitmen.
Tak hanya Rheal, Terrine Winsly Sumardy, peserta didik SMPK PENABUR Gading Serpong yang turut berpartisipasi dalam kegiatan "Spirit of Adventure" 2025, juga berkomitmen menanam pohon di halaman rumahnya.
"Selain itu, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan ketika berada di alam yang hijau dan asri juga menjadi cara lain untuk menjaga lingkungan." tutur Terrine.
Nilai BEST dari "Spirit of Adventure" 2025
Kenny mengungkapkan tujuan dari perjalanan edukatif "Spirit of Adventure" adalah untuk membentuk profil BEST bagi peserta didik jenjang SMP di BPK PENABUR Jakarta.
"Be Tough, para peserta tangguh dan berani keluar dari zona nyaman menggunakan transportasi umum menuju petualangan yang baru. Excel Worldwide, setiap peserta mau mengenal dan mempelajari kebudayaan dan cara menjaga lingkungan hidup dari warga lokal.
Share with Society, berbagi dan bekerja sama antar teman juga penduduk lokal. Trust in God, bersyukur kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung alam ciptaan Nya yang indah." tutur Kenny.
Informasi selengkapnya mengenai 17 SMP di bawah naungan BPK PENABUR Jakarta dapat klik tautan berikut iniĀ https://psb.bpkpenaburjakarta.sch.id/