Stagnasi omzet menjadi tantangan yang semakin dirasakan pelaku bisnis business-to-business (B2B) di Indonesia. Persaingan semakin ketat, saluran distribusi berubah, dan perilaku buyer pun bergeser ke arah digital. Dalam kondisi ini, digitalisasi tak lagi sekadar opsi, melainkan keharusan untuk bertahan sekaligus berkembang.
Namun, di balik urgensi tersebut, banyak pelaku B2B masih kesulitan memulai langkah digital secara tepat.
Dari keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman akan strategi pemasaran digital, hingga belum adanya platform yang benar-benar relevan dengan kebutuhan B2B semuanya menjadi penghambat.
Inilah celah yang coba diisi oleh Indotrading, platform digital yang secara khusus dibangun untuk mendukung pertumbuhan bisnis B2B di Indonesia.
Digitalisasi Jadi Jalan Keluar dari Lesunya Penjualan
Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi digital menjadi topik besar dalam dunia usaha. Namun, sering kali sorotan hanya tertuju pada pelaku usaha ritel atau UMKM. Padahal, di sektor B2B, perubahan perilaku pembeli juga tak kalah drastis.
Berdasarkan data Google dan Bain & Company, 70% buyer B2B kini lebih memilih mencari supplier secara online terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi atau pengadaan.
Artinya, jika sebuah bisnis tidak memiliki visibilitas digital yang kuat, peluang menjangkau buyer potensial akan hilang begitu saja.
"Buyer B2B sekarang aktif di Google, bukan di pameran atau katalog cetak. Kalau bisnis Anda tidak bisa ditemukan secara digital, maka Anda kalah sebelum bertanding," kata Handy Chang, CEO Indotrading.
Lebih lanjut, Handy menegaskan bahwa salah satu kesalahan terbesar pelaku bisnis adalah tidak memahami siapa target pasarnya dan bagaimana cara menjangkau-nya.
"Marketing paling jelek adalah saat Anda tidak tahu siapa target market Anda. Indotrading hadir untuk menjawab hal itu: membantu pelaku usaha B2B menjangkau pembeli yang relevan dengan cara yang efisien," ujarnya.
Indotrading, Platform Digital Khusus untuk B2B
Berbeda dengan marketplace umum yang lebih fokus pada transaksi ritel, Indotrading secara eksklusif ditujukan untuk pelaku usaha B2B: distributor, supplier, produsen, hingga vendor proyek.
Platform ini memungkinkan pebisnis untuk memiliki katalog online profesional yang dapat ditemukan dengan mudah melalui pencarian Google.
Melalui layanan Search Engine Optimization (SEO), Search Engine Marketing (SEM), hingga buyer leads, Indotrading membantu produk dan profil perusahaan muncul di hasil pencarian yang relevan diakses langsung oleh buyer potensial dari berbagai wilayah di Indonesia.
Fitur-fitur unggulan Indotrading meliputi:
● Katalog online yang mudah ditemukan di Google
● Optimasi SEO & SEM sesuai kategori industri
● Buyer leads berkualitas dari segmen B2B
● Profil perusahaan yang profesional & terpercaya
● Dukungan tim digital marketing khusus untuk B2B
Bagi pelaku bisnis yang belum memiliki situs web sendiri atau tidak punya waktu untuk mengelola strategi digital, Indotrading menjadi solusi praktis dan efisien.
Kasus Nyata: Omzet Naik, Pasar Meluas
Ribuan perusahaan telah bergabung dengan Indotrading, dan banyak di antaranya mengalami peningkatan omzet dan ekspansi pasar secara signifikan.
Salah satu contohnya adalah distributor alat teknik di Surabaya yang berhasil merambah pasar Kalimantan dan Sumatera hanya dalam waktu 6 bulan setelah bergabung.
"Sebelum pakai Indotrading, kami hanya menjual ke area lokal. Sekarang, buyer dari luar kota datang sendiri lewat katalog kami yang muncul di Google," ujar Arif, pemilik distributor tersebut.
Tak sedikit pula produsen bahan bangunan dan alat berat yang mampu menjangkau buyer proyek dari sektor konstruksi, pertambangan, dan manufaktur berkat layanan buyer matching dari Indotrading.
Mudah Diakses, Langsung Efektif
Proses registrasi di Indotrading juga tergolong cepat dan sederhana. Setelah mendaftar, pengguna dapat langsung membangun profil usaha dan mengunggah katalog produk. Tim Indotrading kemudian akan membantu mengoptimalkan visibilitasnya di mesin pencari, sekaligus menyambungkan dengan buyer yang sedang mencari produk serupa.
Dengan pendekatan ini, pelaku B2B tidak perlu lagi repot mengikuti pameran fisik, mencetak brosur mahal, atau menghabiskan anggaran untuk promosi yang belum tentu tepat sasaran.
"Kami membantu pelaku B2B masuk ke pasar digital dengan cepat dan relevan. Fokus kami adalah efektivitas: bagaimana membuat buyer B2B bisa melihat, percaya, dan akhirnya melakukan pembelian," tambah Handy Chang.
Siap Go Digital? Saatnya Naik Kelas
Industri B2B Indonesia sedang bergerak ke arah yang semakin digital. Mereka yang cepat beradaptasi akan memetik hasilnya lebih awal: buyer baru, jaringan yang lebih luas, dan tentu saja peningkatan omzet.
Indotrading memberikan jalan pintas yang terarah bagi pelaku B2B untuk segera tampil di hadapan buyer potensial tanpa harus membangun semuanya dari nol.
Jadi, jika bisnis B2B Anda sedang sepi atau omzet mulai stagnan, jangan tunda lagi untuk go digital. Bergabunglah dengan Indotrading dan buktikan sendiri bagaimana digitalisasi yang tepat sasaran dapat membuka peluang baru dan mengangkat bisnis Anda ke level berikutnya.