Tarif 19 Persen Trump, Dampak terhadap Ekspor Indonesia


Story by FYB

Senin, 21 Jul 2025 22:05 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor 19 persen untuk produk-produk Indonesia, efektif mulai Agustus 2025 dalam waktu dekat
fyb detik
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor 19 persen untuk produk-produk Indonesia, efektif mulai Agustus 2025. 

Keputusan ini merupakan hasil negosiasi setelah sebelumnya Trump mengancam tarif 32 persen. Pengumuman resmi disampaikan pada Selasa (15/7/2025), dengan Trump menyatakan "Indonesia akan membayar tarif 19 persen, dan kami tidak akan membayar apa-apa."

Produk yang Terdampak

Tarif ini berlaku untuk berbagai produk ekspor unggulan Indonesia seperti minyak sawit, ban mobil, alas kaki, peralatan elektronik, karet alam, dan udang beku. Khusus minyak sawit, Indonesia menguasai 89 persen pangsa pasar Amerika Serikat, menjadikan kebijakan ini sangat strategis.

Latar Belakang dan Negosiasi

Kebijakan ini bermula dari ancaman Trump dalam surat kepada Presiden Prabowo Subianto pada 7 Juli 2025, yang mengumumkan tarif 32 persen mulai 1 Agustus. Setelah pertemuan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dengan pihak AS di Washington DC pada 9 Juli 2025, disepakati penundaan untuk membuka ruang negosiasi.

Kesepakatan Timbal Balik

Sebagai konsesi, Indonesia berkomitmen membeli energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian US$ 4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing. Sebagai imbalan, produk-produk AS akan mendapat akses bebas tarif atau 0 persen saat masuk ke Indonesia.

Respons Industri

Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyambut positif penurunan tarif dari 32 persen menjadi 19 persen, menyebutnya sebagai "modal berharga" mengingat surplus perdagangan RI-AS sepanjang Januari-April 2025 mencapai US$ 5,44 miliar.

Namun, sejumlah ekonom mengkhawatirkan dampak jangka panjang. Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menyebut kesepakatan ini "punya risiko tinggi bagi neraca perdagangan Indonesia" karena impor dari AS akan membengkak di sektor minyak dan gas, elektronik, suku cadang pesawat, serealia, dan farmasi.

Dampak Ekonomi

Total perdagangan bilateral Indonesia-AS pada 2024 mencapai US$ 40 miliar, dengan Indonesia mencatat surplus hampir US$ 18 miliar. Tarif 19 persen akan mengurangi daya saing produk Indonesia, terutama di sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furniture yang menyerap tenaga kerja besar.

Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai kesepakatan ini menempatkan Indonesia dalam posisi yang timpang. 

Sementara itu, pemerintah merespons dengan menurunkan tarif produk AS dari 5-10 persen menjadi 0-5 persen dan meluncurkan deregulasi impor untuk mempermudah akses bahan baku industri.

Meskipun berhasil menurunkan tarif dari ancaman awal 32 persen, kesepakatan ini tetap memberikan tantangan bagi ekspor Indonesia. Diversifikasi pasar dan peningkatan nilai tambah produk melalui inovasi menjadi kunci untuk mempertahankan daya saing di tengah tekanan tarif yang masih signifikan.

Evaluasi berkala implementasi kesepakatan ini menjadi krusial untuk memastikan kepentingan ekonomi Indonesia terlindungi dalam jangka panjang, sambil menjaga hubungan perdagangan bilateral yang strategis dengan Amerika Serikat.

Ingin tahu lebih banyak insight bisnis, strategi pembiayaan, dan tips pengembangan usaha lainnya? Kunjungi kanal FYB detikcom dan temukan berbagai artikel inspiratif yang relevan untuk pelaku usaha seperti kamu.

(ads/ads)