Produk Bagus Saja Tak Cukup! 7 Rahasia Menembus Pasar Gen Z dan Alpha


Selasa, 20 May 2025 18:48 WIB
Saat ini generasi muda bukan lagi hanya sekadar penonton dalam roda ekonomi, namun juga menjadi penggerak, sekaligus penentu arah pasar.
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Saat ini generasi muda bukan lagi hanya sekadar penonton dalam roda ekonomi, namun juga menjadi penggerak, sekaligus penentu arah pasar. Generasi Z (lahir 1997-2012) dan Generasi Alpha (lahir setelah 2013) membawa pola pikir baru yang mengubah lanskap konsumsi secara signifikan.

Bagi pelaku usaha, memahami preferensi mereka tidak hanya merupakan sebuah pilihan, melainkan keharusan. Di tengah derasnya perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan, berikut adalah beberapa hal yang benar-benar dicari oleh Gen Z dan Alpha dalam produk maupun layanan.

1. Autentisitas adalah Prinsip Utama

Generasi muda tidak mudah terpikat oleh iklan yang bombastis. Mereka lebih tertarik pada brand yang jujur, transparan, dan memiliki nilai yang selaras dengan kepribadian mereka.

Produk yang dikemas dengan cerita kuat, seperti asal-usul bahan baku, proses produksi etis, atau dampak sosial yang nyata, akan lebih mudah memikat mereka. Mereka membeli bukan hanya karena butuh, tapi karena merasa "terhubung" dengan brand.

2. Digitalisasi

Sebagai generasi digital native, Gen Z dan Alpha terbiasa menemukan brand lewat media sosial, bukan lewat billboard. Platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram kini menjadi titik temu antara brand dan konsumen muda.

Mereka mengharapkan interaksi yang cepat, layanan berbasis teknologi seperti chatbot, serta pengalaman yang intuitif di setiap kanal digital. User Experience (UX) yang buruk? Bisa jadi alasan utama mereka berpaling ke kompetitor.

3. Nilai Keberlanjutan

Keberlanjutan bukan lagi isu pinggiran. Bagi generasi ini, membeli produk berarti sekaligus memilih nilai. Mereka cenderung menghindari brand yang abai terhadap isu lingkungan, hak pekerja, atau inklusivitas.

Brand yang bisa menjelaskan dengan jelas bagaimana mereka berkontribusi pada perubahan sosial dan lingkungan akan lebih mudah membangun loyalitas.

4. Pengalaman yang Dapat Dipersonalisasi

Bagi Gen Z dan Alpha, ekspresi diri adalah bagian penting dari konsumsi. Mereka menyukai produk dan layanan yang bisa dikustomisasi, mulai dari kemasan hingga fitur.
Personalisasi ini tidak hanya meningkatkan daya tarik, tapi juga menciptakan rasa kepemilikan terhadap produk. Ini adalah strategi yang tak bisa diabaikan oleh brand yang ingin relevan di mata konsumen muda.

5. Komunitas, Bukan Hanya Konsumen

Generasi muda ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mereka tertarik pada brand yang mampu membangun interaksi dua arah, memberi ruang untuk partisipasi, bahkan menciptakan komunitas di seputar produk.

Brand yang berhasil mengaktifkan komunitas lewat tantangan digital, konten buatan pengguna (user-generated content), atau kolaborasi kreatif, akan memiliki nilai tambah di mata generasi ini.

6. Cepat, Praktis, Tanpa Kompromi

Di dunia serba instan, Gen Z dan Alpha tidak punya toleransi terhadap proses yang lambat dan rumit. Mereka mengharapkan kecepatan dalam layanan, pengiriman, dan bahkan respon media sosial.

Brand yang menyediakan kemudahan transaksi, layanan real-time, hingga dukungan pelanggan yang responsif akan lebih disukai.

7. Belanja sebagai Bentuk Hiburan

Bagi generasi ini, belanja bukan sekadar aktivitas ekonomi, tapi juga bentuk hiburan. Mereka menemukan kesenangan dalam konten haul, live shopping, dan unboxing. Maka tak heran jika brand yang tampil fun, visual, dan menarik lebih cepat viral.

Artinya, pendekatan pemasaran juga harus kreatif dan berani bermain dengan format-format baru yang disukai Gen Z dan Alpha.

Menatap Masa Depan Konsumen

Memahami konsumen muda bukan soal ikut-ikutan tren semata. Ini tentang mendesain ulang cara bisnis berinteraksi dengan pasar. Produk yang bagus saja tidak cukup, yang dibutuhkan adalah nilai, kecepatan, pengalaman, dan koneksi emosional.

Saat Gen Z dan Alpha terus tumbuh menjadi penggerak utama roda ekonomi, brand yang berhasil membangun hubungan otentik dan adaptif akan menjadi yang terdepan.
Ingin tahu bagaimana pelaku bisnis lainnya menyesuaikan strategi mereka? Kunjungi FYB detikcom dan temukan inspirasi dari pelaku UMKM hingga perusahaan besar yang terus bertransformasi menjawab tantangan zaman.

(zlw/zlw)