OSCT dan Slickbar Indonesia Pasok Peralatan Utama Latihan Marpolex 2025


Story by Marpolex 2025

Sabtu, 22 Nov 2025 15:15 WIB
OSCT Indonesia dan Slickbar Indonesia Memasok Peralatan Utama Untuk Latihan Marpolex 2025 dan Berkomitmen Mendukung Kesiapsiagaan Penanggulangan Tumpahan Minyak
Foto Dok Istimewa
Jakarta -

Upaya peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan tumpahan minyak di laut kembali mendapat sorotan dalam gelaran simulasi Marpolex 2025 di Batam, Selasa (18/11).

Salah satu poin penting dari kegiatan tersebut adalah penggunaan peralatan buatan Indonesia yang dinilai mampu mendukung respon cepat saat terjadi insiden pencemaran laut.

Capt. Gajah Rooseno, M.Mar, mantan Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yang kini bertugas sebagai Technical Expert di Pelabuhan Bintang 99 Persada sekaligus Direktur Maritime National Training Center (MNTC) Batam, menegaskan bahwa seluruh peralatan utama yang digunakan dalam latihan berasal dari produsen nasional.

Foto Dok IstimewaFoto Dok Istimewa

Dalam keterangannya melalui sambungan telepon kepada Portonews pada Kamis (20/11), Rooseno menjelaskan bahwa oil boom dan skimmer yang dikerahkan dalam simulasi tersebut diproduksi oleh OSCT Indonesia dan Slickbar Indonesia, adalah perusahaan swasta terkemuka yang telah lama menyediakan teknologi dan layanan penanggulangan tumpahan minyak maupun bahan kimia.

Menurutnya, penggunaan peralatan yang tepat memiliki peran penting dalam mengendalikan penyebaran minyak di laut, terutama pada tahap-tahap awal insiden.

Ia menekankan bahwa tumpahan yang mencapai wilayah pantai akan menimbulkan proses pemulihan yang jauh lebih kompleks serta mengancam kehidupan pesisir.

Foto Dok IstimewaFoto Dok Istimewa

"Peralatan yang dipakai dalam simulasi ini merupakan hasil karya industri dalam negeri dari OSCT Indonesia dan Slickbar Indonesia. Keduanya sudah berpengalaman menyediakan perangkat untuk menangani peristiwa tumpahan minyak," ungkap Capt. Gajah Rooseno

Ia menambahkan bahwa fungsi utama peralatan tersebut bukan hanya membatasi pergerakan minyak, tetapi juga melindungi ekosistem pesisir dari dampak kerusakan jangka panjang.

"Begitu minyak menyentuh daratan, proses penanganannya jauh lebih sulit dan risiko terhadap lingkungan pesisir menjadi semakin besar," ujarnya.

Pelaksanaan Marpolex 2025 di Batam menjadi salah satu momentum penting dalam memastikan kesiapan aparat dan pemangku kepentingan maritim dalam menghadapi ancaman pencemaran laut.

Kegiatan ini sekaligus menunjukkan kemampuan industri nasional dalam menyediakan peralatan penanggulangan yang memenuhi standar internasional.