UNU Lampung & UM Metro Integrasikan Kambing, Sayuran, Cabai Jawa, BUDIKDAMBER


Story by UNU Lampung

Kamis, 06 Nov 2025 15:02 WIB
Kolaborasi Membangun Bangsa Tahun 2025 Berfokus Pada Ketahanan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Desa Sri Rejosari, Kec. Way Jepara, Kab. Lampung Timur
Foto Dok Istimewa
Jakarta -

Universitas Nahdlatul Ulama Lampung (UNU Lampung) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) melaksanakan kegiatan Kolaborasi Membangun Bangsa Tahun Anggaran 2025 yang berfokus pada ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi masyarakat Desa Sri Rejosari, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.

Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) , dengan judul utama "Integrasi Peternakan Kambing Perah, Budidaya Organik Cabe Jawa dan Budidaya ikan model Pertanian Berkelanjutan di Lampung Timur".

Kegiatan ini bertujuan mengatasi berbagai permasalahan pertanian dan peternakan yang saling berhubungan di wilayah tersebut, khususnya masalah ketersediaan pakan saat kemarau, penanganan limbah, serta diversifikasi produk.

Sinergi Akademisi untuk Solusi Inovatif

Tim Pelaksana dari UNU Lampung diketuai oleh Rohmatul Anwar, S.Pt., M.Si., dengan anggota Tri Adi Wibowo, S.Pi., M.Si., dan Novia Ambar Sari, S.P., M.Si..

Tim ini berkolaborasi erat dengan Tim Pendamping yang mempunyai paten dari UM Metro, dipimpin oleh Prof. Dr. Agus Sutanto, M.Si., dengan anggota Dr. Hening Widowati, M.Si., dan Dr. Nedi Hendri, S.E., M.M. Kolaborasi ini didasari pada pendekatan Community Based Research (CBR) dengan metode bottom-up yang memprioritaskan kebutuhan dan partisipasi aktif masyarakat.

Program yang dimulai sejak bulan Agustus 2025 ini menyasar dua mitra utama yaitu Kelompok Ternak Semesta Farm (Mitra 1) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Asoka (Mitra 2).

Pemberdayaan Peternak: Pakan Fermentasi dan Diversifikasi Susu

Kelompok Ternak Semesta Farm, yang memproduksi susu kambing, menghadapi tantangan besar dalam pengadaan pakan hijauan saat musim kemarau dan masalah penanganan limbah kotoran ternak.

Selain itu, produk utama mereka, susu kambing, memiliki permintaan dan harga jual yang rendah karena bau prengus yang khas.

Solusi yang diberikan mencakup tiga fokus utama:

1. Ketahanan Pakan: Pelatihan pembuatan pakan fermentasi dan silase dari limbah daun dan batang singkong, yang ketersediaannya melimpah di Lampung Timur. Pakan hasil olahan ini terbukti lebih disukai ternak, menurunkan biaya pakan, dan meningkatkan pertambahan bobot badan harian.

2. Pengolahan Limbah: Transfer teknologi pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk kompos padat dan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan starter Pumakkal, yang tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga menciptakan produk bernilai ekonomis.

3. Diversifikasi Produk: Pelatihan pengolahan susu kambing menjadi produk bernilai tambah seperti susu pasteurisasi, kefir, dan yogurt, yang efektif menghilangkan bau prengus dan meningkatkan daya simpan serta harga jual.

Mengaktifkan KWT Asoka: Sayuran Organik dan Budikdamber

Foto Dok IstimewaFoto Dok Istimewa

Bagi Mitra 2, KWT Asoka yang sebelumnya kurang aktif , kegiatan difokuskan pada peningkatan kapasitas individu dan kelompok melalui pengembangan usaha.

Aktivitas utama KWT Asoka meliputi:

• Pertanian Berkelanjutan: Pelatihan budidaya sayuran organik dan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber), sebagai usaha jangka pendek untuk penguatan ketahanan pangan keluarga.

• Komoditas Ekspor: Pelatihan Budidaya dan Manajemen Produksi Cabe Jawa (Cabai Jawa) yang berstandar ekspor, dengan tujuan menjadikan komoditas ini sebagai spesialisasi desa dan rintisan pasar ekspor.

• Pascapanen dan Pemasaran: Pelatihan pengolahan pascapanen menjadi produk diversifikasi seperti keripik sayur, nugget sayur, dan olahan ikan nila , serta pelatihan packaging, branding, dan pemasaran melalui media elektronik dan fasilitas pemasaran seperti UNUMart dan PB21 Kota Metro.

Melalui pelaksanaan Kosabangsa ini, terjadi peningkatan signifikan pada kapasitas anggota KWT, terlihat dari keterlibatan yang lebih aktif dan terciptanya berbagai produk olahan yang meningkatkan pendapatan kelompok dan keluarga.

Program ini sejalan dengan tujuan SDGs (Tanpa Kemiskinan dan Tanpa Kelaparan) serta Asta Cita untuk meningkatkan kualitas masyarakat, produktivitas, dan kemandirian ekonomi. Kegiatan ini diharapkan mampu membangun dan mengembangkan potensi masyarakat Desa Sri Rejosari dalam kerangka pembangunan berkelanjutan