Kekhawatiran masyarakat disabilitas untuk mengeyam pendidikan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan mereka ternyata terjawab dengan adanya sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh di Universitas Terbuka. Sistem perkuliahan dan ujian di Universitas Terbuka Jakarta yang fleksibel ternyata dirasa sangat mendukung dan membantu mahasiswa penyandang disabilitas untuk tetap berkuliah dengan baik dan menjalankan Ujian Akhir Semester (UAS) di Kampus Negeri berkualitas.
Contohnya saja, pengalaman dari mahasiswa disabilitas UT Jakarta yaitu Adnan Krisna Murti, mahasiswa program S1 Manajemen UT Jakarta dan Abrar Ali, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi UT Jakarta. Keduanya merasa bahwa sistem pendidikan di UT sangat ramah bagi penyandang disabilitas seperti mereka.
Adnan Krisna Murti, salah satu mahasiswa penyandang tuna daksa serta Abrar Ali, mahasiswa penyandang tuna netra menganggap bahwa hanya di UT Jakarta, perkuliahannya sangat fleksibel sehingga dia tidak perlu untuk datang ke kampus. Sistem pembelajaran di UT yang menggunakan e-learning dinilai sangat fleksibel sehingga dapat diakses darimana saja dan kapan saja. Perkuliahan online di UT Jakarta yang mudah diakses, menurutnya, dapat menciptakan kenyamanan bagi disabilitas untuk kuliah tanpa ada kekhawatiran.
Meskipun para mahasiswa disabilitas memiliki keterbatasan, ternyata tidak mematahkan semangat untuk berkuliah dan mendapatkan gelar sarjana. Baik Abrar dan Adnan sangat bersyukur bergabung menjadi mahasiswa Universitas Terbuka Jakarta, karena UT telah banyak memberikan fasilitas pendidikan yang mendukung dirinya sebagai penyandang disabilitas agar tetap kuliah dan mengikuti ujian dengan baik di UT.
Bahkan ketika mereka mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), UT memberikan kebijakan untuk mengizinkan mahasiswa disabilitas untuk ujian di ruangan khusus dan didampingi oleh pendamping yang bertugas membacakan soal pada naskah ujian dan layar komputer ketika ujian berlangsung.
Meski di ruangan khusus, mahasiswa disabilitas yang mengikuti ujian tetap dijaga ketat oleh pengawas. Jadi, meskipun ada pendamping, tidak akan ada kesempatan mahasiswa untuk berperilaku curang ketika ujian.
Pengawasan ujian di UT sangat ketat dimanapun lokasi ujiannya. Bahkan di ruangan khusus juga dijaga ketat, sehingga tidak memungkinkan adanya kecurangan yang terjadi ketika ujian. Ini dilakukan untuk menegaskan bahwa sistem ujian di UT sangat berkualitas, tegas Anton, manager pembelajaran dan ujian UT Jakarta.
Bagi Abrar dan Adnan, dengan sistem pendidikan tinggi yang fleksibel di UT baik dari perkuliahan hingga ujiannya, mereka merasa mendapatkan hak yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi di kampus negeri berkualitas. Impian mereka untuk meraih gelar sarjana pun dapat terwujud karena fleksibilitas sistem pendidikan di UT Jakarta sangat ramah disabilitas.
Keterbatasan fisik tidak lagi menjadi penghalang bagi para disabilitas mewujudkan mimpi dan cita-citanya mendapatkan gelar sarjana. Terlebih UT Jakarta merupakan kampus negeri berkualitas sehingga kehadiran UT benar-benar bisa memberikan solusi bagi siapa saja yang ingin mengeyam pendidikan tinggi tanpa terbatas pada usia, kondisi fisik, sosial ekonomi, dan sebagainya.
Hal ini sejalan dengan tujuan UT didirikan yaitu untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi siapa saja masyarakat yang ingin kuliah tanpa merasa khawatir dengan berbagai masalah yang mungkin mereka hadapi, seperti terkendala biaya, bekerja namun ingin kuliah, keterbatasan fisik, dan berbagai masalah lainnya.