Universitas Negeri Malang (UM) menggelar puncak perayaan Dies Natalis ke-71 pada Sabtu (18/10), di Graha Cakrawala. Dengan mengangkat tema Sehat, Bergerak dan Berdampak, acara ini dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan dan jajaran pimpinan universitas serta mahasiswa UM. Puncak acara ini juga mengundang Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) yang diwakili oleh Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Prof. Dr.Eng. Yudi Darma, S.Si., M.Si.
Momentum acara ini menjadi refleksi dan penguatan komitmen UM sebagai kampus unggul yang berdaya saing global. Acara dibuka dengan penampilan Tari Gayuh Kalpavalli oleh mahasiswa program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM) sebagai penyemangat sekaligus memeriahkan acara puncak dies natalis UM ke-71. Selanjutnya, Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd memberikan pesan dan motivasi kepada para peserta acara dalam sambutannya.
![]() |
Keberhasilan institusi bukan sekadar capaian angka, melainkan alat untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat, ujar Prof. Hariyono.
Selain itu, Prof. Hariyono juga mengingatkan kepada para peserta terkait dengan makna pemeringkatan perguruan tinggi. Pentingnya pemeringkatan sebagai cermin kinerja dan kompas peningkatan berkelanjutan, tegasnya. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM itu, pemeringkatan bukan sekadar bernilai prestasi, melainkan indikator sejauh mana kinerja kita.
UM telah mencatat sejumlah prestasi diantaranya berhasil menembus posisi tujuh terbaik Asia pada bidang education dan menempati peringkat kedua nasional pada THE Subject: Education 2025. Rektor juga menegaskan penguatan reputasi akademik melalui pembaruan kurikulum berbasis standar nasional dan peningkatan penguasaan bahasa internasional.
Bahasa internasional bukan opsional, tetapi ia adalah jembatan reputasi akademik, ujar Prof. Hariyono.
Pada aspek tata kelola, rektor menyerukan model transparan dan upaya untuk mencapai kemandirian finansial sebagai fondasi kelembagaan yang berdaya. Untuk memperluas dampak, UM mendorong hilirisasi riset mengangkat riset menjadi produk bernilai, termasuk penataan merek seperti penggantian nama produk AirUM menjadi Amerta UM.
Sementara itu, dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr.Eng. Yudi Darma, S.Si menegaskan perguruan tinggi harus berubah dari sekadar tempat elitis menjadi pusat perubahan yang produktif. Ia mengingatkan perlunya pergeseran paradigma ekonomi nasional menuju ekonomi berbasis sains dan teknologi, serta peningkatan proporsi lulusan STEM dan investasi R&D. Perguruan tinggi tidak boleh lagi menjadi menara gading; ia harus menjadi episentrum perubahan sehat, bergerak, berdampak, tegas Prof. Yudi.
Dalam orasi tersebu memuat data skala ekosistem pendidikan tinggi nasional, catatan ketimpangan minat studi antara STEM dan sosial, serta contoh benchmark internasional untuk mendorong peningkatan kapasitas riset. Ia menutup dengan tiga langkah aksi:
1. Rebalancing prodi dan talenta STEM.
2. Orkestrasi kampus dengan industri dan pemerintahan daerah untuk hilirisasi riset.
3. peningkatan investasi R&D serta internasionalisasi kualitas akademik.
Melengkapi perspektif tersebut, Kepala Laboratorium UM, Prof. Hadi Nur, Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah berfokus pada laboratorium sebagai jembatan antara pengetahuan dan tindakan nyata. Dalam orasinya, Prof. Hadi menekankan perlunya riset yang dapat direproduksi, terukur dampaknya, dan mudah diadopsi oleh masyarakat maupun industri.
Kami perlu mengubah paradigma dari publikasi semata ke penelitian yang dapat diterapkan. Laboratorium harus membuka pintu untuk kolaborasi lintas-disiplin dan hilirisasi produk, kata Prof. Hadi Nur, Ph.D. Ia menyerukan tiga langkah praktis: memperkuat prototipe riset yang siap uji lapang, memberdayakan mahasiswa dalam proyek kolaboratif, serta membangun jejaring industri untuk skala usaha berbasis hasil riset.
Orasi Prof. Hadi menegaskan relevansi langkah tersebut dengan upaya UM memperkuat reputasi akademik dan hilirisasi riset seperti penataan merek produk kampus serta kontribusinya terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya Quality Education dan Industry, Innovation and Infrastructure.
Acara puncak ini ditutup dengan komitmen bersama para sivitas akademika untuk menjadikan UM tidak hanya unggul dalam peringkat, tetapi juga unggul dalam memberi dampak nyata kepada masyarakat, bangsa dan negara.